Sabtu, 31 Mei 2014

Pecarian Cinta Kayla



Judul : Labirin Rasa
Pengarang : Eka Situmorang-Sir
Penerbit : Wahyu Media
Tebal : vi + 394 halaman
Harga : Rp. 52.000
Kategori : Novel Dewasa
ISBN : 9797957535

Tulisan ini adalah Repost dari tulisan yang berjudul "#Review15 : Labirin Rasa" yang telah aku posting di Blog Catatan Kecilku pada tanggal 9 Juli 2014.a" yang telah aku posting di Blog Catatan Kecilku pada tanggal 26 September 2013.

Novel ini bercerita tentang pencarian cinta seorang Kayla. Sebagai gadis berumur 21 yang anti-mainstream dan tak percaya ramalan, tiba-tiba dihadapkan dengan wasiat Yangkung-nya. Dalam wasiatnya itu, Yangkung mengatakan bahwa pasangannya adalah sang “Pangeran Fajar”. Meski Kayla sulit mempercayai ramalan, namun dia jadi penasaran dan mencari tahu siapa sosok Pangeran Fajar yang dimaksudkan Yangkung-nya itu.

Kayla bukanlah gadis yang menarik secara fisik. Mukanya penuh jerawat, badan sedikit gendut, rambut berantakan dan penampilan acak-acakan. Namun, dia beruntung karena banyak pria hadir dalam hidupnya. Petualangannya ke berbagai tempat mempertemukannya dengan banyak pria. Mulai dari Ruben, pria blasteran indo yang pertama menggetarkan hati Kayla dan mengantarkannya menelusuri kota Yogyakarta dari berbagai sisinya. Ada Dani, pria yang mendampinginya dalam petualangannya ke Bromo. Lalu David, bule yang menemaninya selama di Bali. Kemudian Ipul, pria yang menemaninya di Makasar. Hadir pula Patar, sepupu yang merupakan pariban dari Kayla. Dan Andy, pimpinan Kayla yang galak namun diam-diam menaruh hati padanya

Saat berhadapan dengan mereka, Kayla sibuk menduga siapakah Pangeran Fajar-nya. Meski Kayla merasa Ruben adalah sang Pangeran Fajar, karena Rubenlah cinta pertamanya dan yang paling ‘cocok’ dengan wasiat Yangkung-nya, namun Ruben berulang kali membuat patah hati Kayla. Benarkah dugaan Kayla? Ataukah mungkin Pangeran Fajar itu adalah Dani, David, Ipul, Patar atau mungkin Andy?

Penulis mampu bercerita dengan gaya yang renyah, ringan dan menarik. Cerita mengalir dengan mulus dan membuat pembaca ikut menebak-nebak siapa sang Pangeran Fajar. Pembaca serasa ikut menikmati keindahan tempat-tempat yang dikunjungi Kayla. Petualangan Kayla ke berbagai tempat diceritakan dengan cukup detil, karena penulisnya memang hobi bertualang dan telah berkunjung ke berbagai tempat itu.

Walau novel ini penuh dengan kisah cinta dengan beberapa cerita yang dikonsumsikan untuk usia diatas 17 tahun, namun ada pesan terselip di dalamnya.
  • Nasehat Yangti pada Kayla : “Cinta itu ibarat labirin rasa, semakin kamu ingin keluar, semakin jauh kamu bisa tersesat. Lebih baik dinikmati saja proses cinta itu. Tapi, jangan membabi buta sampai melanggar norma yang ada.” (hal. 185)
  • Kata-kata Kayla : “Dasar dari suatu hubungan itu adalah kepercayaan.” .” (hal. 324)

Memasuki halaman 122 aku seolah dihadapkan pada keadaan yang sudah aku kenal sebelumnya. Cerita tentang usaha Kayla mengajarkan pemakaian kata “sih, dong, deh, kok, duh” yang benar pada David. Aku sangat yakin pernah membaca kisah lucu tentang kesalahan pemakaian kata-kata itu sebelumnya. Namun, aku lupa dimana aku pernah membacanya.

Kekurangan yang sangat menonjol dari novel ini adalah soal editing yang masih belum rapi. Masih banyak sekali kesalahan yang aku temukan di dalamnya. Beberapa kesalahan itu berupa :
  • pemenggalan kata : seperti : ng-gak (hal. 5), maka-nan (hal. 18), kup-ing (hal. 18), sep-erti (hal. 125), hil-ang (hal. 128) dll
  • pemakaian huruf besar : seperti ruben (hal 31), Bibir (hal. 336)
  • penulisan : sebelahnnya (hal 47), memelukknya (hal, 102), mengaharap (hal 335), sumpah saerapah (hal 360) dll
  • tanda petik (“) yang salah tempat atau kurang memberikan tanda petik di awal atau di akhir kalimat banyak tersebar di dalamnya.
  • Kesalahan pengetikan di halaman 256 dan 259. Harusnya percakapan itu antara Ruben dan Kayla, namun yang tertulis justru nama Patar.
  • Di halaman 328 ditulis bahwa Kayla tidur di sofa. Padahal yang benar Kayla tidur di kamar, sementara yang tidur di sofa adalah Patar.

Sampul novel cukup menarik. Namun, tata letaknya terkesan penuh sesak. Dari halaman judul, tak ada jeda atau ruang longgar tersisa karena halaman berikutnya langsung terisi penuh dengan ‘data buku’, acknowledgement dan cerita. Halaman terakhir tepat berisi ending novelnya, dan halaman belakang sampul bagian dalam terisi dengan data penulis. Benar-benar tanpa jeda, bahkan tak ada ruang untuk “daftar isi”.

Komentar yang masuk untuk tulisan tersebut:

  1. Mbak lagi rajin resensi buku2 baru ya, atau sebenarnya buku yg udah lama...
  2. Setau aku kalau novel jenis begitu jarang yang ada daftar isinya, hehe, tapi gak tau ding...
    Semoga menang ya Mbak... Maap lama gak ke sini :D
  3. labirin rasa itu berarti rasa yang ruwet susah dicari ujung pangkalnya yo, bu..?
  4. saya juga suka sampulnya, ijo bikin adem dan teduh mata. Tentang dafatar isi, sekarang memang tren buku GagasMedia grup ga pake daftar isi deh Mbak. Dan biodata penulis memang kerap diletakkan di balik sampul belakang.

    Saya setuju dengan Mbak, banyak typo atau kesalahan cetak yang bertaburan. Mengurangi kenikmatan. Eka memang menyajikan cerita dengan renyah, mengalir dan ringan ya. Sampai terhanyut. Semoga menang Mbak...
  5. selain menyuguhkan keindahan tempat2 eksotis di indonesia, banyak pesan moralnya jg yah :)
  6. boleh juga tuh harga nya hehee.,.,
  7. Baca resensi novel ini disana sini, jadi makin penasaran.
  8. jadi pengen beli bukunya kak
  9. cinta ibarat labirin rasa..hhmmm..berarti cinta itu menjebak ya mbak...hehehe..

    sukses teruuss mb reny.. muaachh :)) 
  10. ayangnya belum penh ngrasain cinta mau dirasakan tapi ndak ada oang yang mau kayaknya
  11. Gutlak ya mba...ngontesnya :)
    Aku jd pengin baca jugaaa bukunya nih
  12. Lomba ya mbak? semoga berhasil..
    Ceritanya sepertinya menarik, jd ikut penasaran siapa di antara pria2 itu yg ternyata pangeran fajar. Tapi kalo covernya mnrtku biasa aja. sekilas dilihat kek buku2 ekonomi gt hihihih
  13. aku belum baca buku ini.. aahhh,, sayang sekali ya. padahal kan kenal sama mbak ekanya..

    dan selalu detail dalam resensi khas banget mbak reni.. semoga menang mbak :)
  14. lagi milih2 buku buat bacaan sasha kayaknya nih, asik kalo anak baca buku ibunya udah tau duluan
  15. Saya liat ini di jajaran buku laris di toko buku Mbak, mau beli masih ragu apakah bagus. Tapi resensi dari Mbak cukup lengkap nanti ke toko buku insyaallah beli deh...
  16. wow 'tersesat' :D
    kayaknya bagus mbak
    *masukin ke wishlist*
  17. Banyak peresensi menguti ini ya mbak: “Cinta itu ibarat labirin rasa, semakin kamu ingin keluar, semakin jauh kamu bisa tersesat. Lebih baik dinikmati saja proses cinta itu. Tapi, jangan membabi buta sampai melanggar norma yang ada.”

    Resensinya bagus, ada sisi kekurangannya ^__^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)