Rabu, 16 Juli 2014

Apakah Cinta Tumbuh di Tempat yang Salah?



Judul : Bunga di Atas Batu
Penulis : Aesna
Penerbit : Moka Media
Edisi : Pertama (2014)
Tebal : iii+129 halaman
ISBN : 979-795-842-6

Buku ini berkisah tentang Bara dan Iris, remaja SMA kelas 12. Persahabatan antara Bara dan Iris telah berlangsung selama 12 tahun, sejak mereka masih kecil hingga mereka duduk di bangku SMA. Kedekatan mereka disebabkan karena mereka sama-sama kurang memperoleh kasih sayang yang cukup akibat kesibukan orang tua mereka. Mereka berdua berusaha untuk saling menyemangati dan menguatkan untuk kekosongan hari-hari mereka tanpa ketiadaan orang tua di samping mereka.

Kedekatan mereka membuat Bara lambat laun menyayangi Iris. Bara ingin Iris menjadi lebih dari sekedar sahabat baginya. Namun, Bara memilih untuk hanya menyimpan perasaannya itu dalam hati saja. Dia takut jika Iris menolaknya, dan berakhir pula persahabatan yang telah terjalin sekian lama. Pilihan yang diambil Bara itu tentu saja membuatnya harus siap sakit hati saat melihat Hilman mulai mendekati Iris. Apalagi ternyata Iris pun terlihat bahagia dengan hadirnya Hilman dalam hidupnya.

Bara diombang-ambingkan perasaan, antara ingin memiliki Iris dan kecemasan tak bisa menjadi yang terbaik bagi Iris. Kebimbangan Bara bertambah saat dia dinyatakan mendapatkan beasiswa penuh untuk melanjutkan kuliah ke Kanada, sesuai yang dicita-citakannya selama ini. Bara didera kebimbangan dan ketakutan untuk memberitahukan Iris kabar gembira tersebut.

Pada saat seperti itu, Bara mendapat sebuah berita yang membuatnya terpukul. Akankah Bara akan merubah keputusannya? Relakah Bara melepaskan Iris untuk seorang Hilman yang terkenal sebagai playboy? Akankah Bara jadi berangkat ke Kanada?

*****

Kisah cinta dan segala problematikanya yang diangkat oleh Aesna dalam bukunya ini ringan untuk dibaca. Gaya bahasa yang dipakai pun sederhana dan tak ribet. Sangat memudahkan pembaca untuk mengikuti kisah tokoh-tokohnya.

Dengan menggunakan alur maju mundur, penulis berusaha untuk memberikan gambaran masa lalu Bara dan Iris. Pergerakan kisah dari cerita masa lalu dan masa kini cukup mulus, sehingga pembaca tak perlu mengerutkan kening untuk memahaminya.

Aku senang tak banyak tokoh dalam novel ini. Banyaknya tokoh dalam sebuah buku memang seringkali membuat pembaca jadi kerepotan menghafalkan tokoh-tokohnya. Untungnya buku ini tak menghadirkan banyak tokoh yang tak perlu atau hanya numpang lewat saja. Namun, akan lebih menarik jika penulisnya bisa mengupas lebih banyak tentang kepribadian Bara dan Iris. Yang kurang dibahas disini adalah tentang performa fisik tokohnya. Hal ini (menurutku) penting, agar pembaca bisa membangun gambaran yang utuh tentang tokoh-tokohnya.

Yang menarik dari buku ini adalah pada setiap awal bab-nya selalu didahului oleh quote yang menarik. Jadi, pembaca akan menemukan setidaknya 16 quote keren, sesuai banyaknya bab dalam buku ini. Hebatnya, quote itu tak asal tempel saja. Penulis berhasil menemukan quote-quote yang sedikit banyak bisa memberikan gambaran tentang apa isi bab tersebut. Seperti misalnya quote bab 5 “Hal terpenting di dunia ini adalah mendapat makan, minum dan menemukan seseorang yang mencintaimu ~Brendan Behan~”. Nah, pada bab 5 itulah Hilman menyatakan cintanya dan diterima dengan senang hati oleh Iris.

Oya, selain itu penulis juga menyantumkan petikan sajak/puisi beberapa penyair terkenal. Bahkan, judul buku ini "Bunga di Atas Batu" merupakan kalimat dari puisi berjudul "Bunga" karya Sitor Situmorang. Terlihat sekali bahwa penulis sangat menyukai sajak/puisi, dan juga... film! Hal ini terlihat dari munculnya beberapa penggalan percakapan dari beberapa adegan film (dan ini mengingatkan aku pada buku 5cm yang juga sarat dengan potongan-potongan percakapan dari beberapa film).

Mungkin penulisnya terinspirasi oleh buku 5cm. Dan, mungkin juga penulisnya terinspirasi oleh Film Heart (yang dibintangi Acha Septriasa, Irwansyah dan Nirina Zubir itu lho). Karena, dalam buku ini penulis juga menghadirkan rumah pohon sebagai "tempat rahasia" Bara dan Iris (seperti yang ada dalam film Heart).

Aku, terus terang saja, dibuat gemas oleh sikap Bara yang menurutku terlalu peragu. Harusnya sebagai lelaki Bara lebih berani dalam bersikap. Dan… aku lebih gemas lagi dengan endingnya! Hahaha... penulisnya benar-benar telah membuatku senewen nih.

Nilai “plus” dari buku ini adalah, meski mengusung kisah cinta remaja, namun penulisnya mampu menyelipkan pentingnya hubungan dalam keluarga. Usai membaca buku ini, aku yakin pembaca akan menyadari bahwa kebersamaan dengan keluarga itu adalah hal yang sangat berharga. Untuk hal ini aku sangat salut pada penulisnya!

Oya, yang kurang dari buku ini menurutku adalah sampulnya yang terlalu pucat (menurutku) dan soal editing yang kurang rapi. Aku menemukan beberapa hal yang patut diperbaiki, seperti :
  1. Pemenggalan kata yang salah, misalnya : kehita-man (hal.2), de-ngan (hal. 16), tamba-han (hal. 17), sadu-ran (hal. 32), meng-irimkan (hal. 33), ked-uanya (hal. 41), seten-gah (hal. 63) dll
  2. Penempatan tanda pemisah/pemenggalan kata yang tak tepat, misalnya : …di tengah-tengah keluar-ganya. (hal. 66), …sambil sesekali me-ngobrol dan … (hal. 67), ... ucapan Iris sebe-lumnya. (hal. 69) dll
  3. Pemakaian huruf besar yang salah, misalnya : ….yang diambil. pilihan yang… (hal. 33)
  4. Adanya 2 halaman kosong, yaitu halaman79 dan halaman 103.
Dan, bagi yang ingin mengisi waktu dengan membaca bacaan ringan namun sekaligus memberikan “pelajaran” berharga, aku merekomendasikan buku ini sebagai pilihannya. (^_^)

10 komentar:

  1. Terima kasih bunda sudah mereview buku saya.
    Dan terima kasih juga atas koreksinya, mohon dimaklumi, kami ini manusia yang juga tak luput dari kesalahan :)

    Salam,
    Aesna :))

    BalasHapus
  2. pingin banget ngereview tapi kadang bingung mulai nulis dari mana hehehe..apalagi ada plus minusnya,secara q g paham dunia tulis menulis novel dll...kasih tips dong mbk ren ^^

    BalasHapus
  3. setiap kali mendengar atau membaca ttg rumah pohon, saya selalu berangan2 kapan, ya, punya rumah pohon? Kayaknya asik banget :)

    BalasHapus
  4. ini blognya mak Reni yang khusus memuat resensi buku ya :-)
    coba dikirimkan ke media massa mbak, hehehe

    BalasHapus
  5. Asslm mbak Reny apa kabar?
    Smoga puasa lancar dan sehat selalu :)
    Oya, performa fisik memang penting ya mbak.. aku jd ingat novel harry potter yg penggambaran karakternya detail sekali..
    Jdseneng bacanya, hehe

    BalasHapus
  6. Mbak Reni cocok banget jadi editor. Detil banget mencatat kata yang salah. Jadi penasaran sama buku ini gara2 resenai ini mba Reni

    BalasHapus
  7. Mak Ren jeli seperti biasa. Kenapa gak ikutan IRC, Mak? Resensinya sudah banyak saya lihat ...

    BalasHapus
  8. Makin penasaran sama buku ini, soalnya kenal penulisnya :D

    BalasHapus
  9. Keren ya penulisnya, biar bukunya tentang cinta remaja tapi ada poin plus tentang kebersamaan sama keluarganya :) pantesan jadi rekomen dari mak reni :D

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)