Sabtu, 19 Juli 2014

Kisah Seru Pelarian Lansia 100 Tahun



Judul : The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window And Desappeared
Penulis : Jonas Jonasson
Penerbit : Penerbit Bentang
Tahun Terbit : 2014
Cetakan : Pertama (Mei 2014)
Tebal : viii+508 halaman
Kategori : Fiksi
ISBN : 978-602-291-018-3
Harga : Rp.59.000

Satu jam menjelang pesta ulang tahunnya yang ke-100, Allan Karlsson memilih melarikan diri (dengan melompat dari jendela) dari Rumah Lansia yang menampungnya. Ternyata, tindakan nekad dan spontannya itu bukan saja menimbulkan kehebohan namun juga membawanya melalui banyak kejadian yang tak terduga.

Akibat perbuatannya itu, Allan beserta teman-teman yang dikenalnya dalam perjalanan, harus menghindar dari polisi dan pers. Berbagai media baik lokal maupun nasional secara gencar membicarakan pelariannya berikut spekulasi yang menyertainya. Hal itu membuat Allan (dan rombongannya) semakin terbatas geraknya.

Terus terang saja, saat membaca judulnya, aku sempat mengernyitkan dahi dan berkata dalam hati “memangnya apa yang bisa dilakukan oleh lansia berusia 100 tahun yang melarikan diri lewat jendela”? Ternyata aku salah besar! Novel ini memberiku kejutan demi kejutan yang membuatku harus mengakui bahwa ceritanya jauh dari apa yang aku bayangkan sesaat setelah membaca sinopsisnya.

Harus diakui bahwa ide dari novel ini sangat unik dan berbeda. Begitu pula judulnya. Siapa menyangka kisah pelarian lansia berusia 100 tahun bisa sebegitu menarik untuk diikuti? Cerita jadi makin menarik karena penulisnya (Jonas Jonasson) mampu mengeksplorasi “kelebihan” dari tokoh utamanya yaitu : usianya yang sudah 100 tahun. Penulis memanfaatkan kelebihan itu dengan menyajikan kisah hidup tokoh utamanya yang kaya cerita dan sangat mencengangkan.

Penulis memilih menggunakan alur maju mundur untuk bisa menggambarkan seluruh kehidupan Allan, sang tokoh utama. Meskipun cerita dibuka dengan kejadian pada saat Allan melarikan diri dari Rumah Lansia (tahun 2005), namun masa lalu Allan diceritakan sejak kelahirannya tahun 1905. Untuk memudahkan, penulis membagi cerita tentang masa lalu Allan dalam berbagai periode yang dijalani oleh Allan di berbagai negara berbeda.

Jika menilik masa kecil Allan berikut asal usulnya, tak salah jika pembaca ‘berharap’ akan membaca masa depan Allan yang suram. Apalagi kisah dibuka dengan Allan yang berada di Rumah Lansia, yang mengesankan Allan dalam pengurusan negara. Ternyata, jauh sebelum Allan ‘terdampar’ di Rumah Lansia, dia telah melewati begitu banyak kejadian yang luar biasa di berbagai negara, yang bahkan tak terbayangkan oleh orang lain.

Petualangan Allan di berbagai tempat sangat seru, seperti di Spanyol, Amerika, Tingkok, Himalaya, Iran, Rusia, Korea Utara, Perancis dan… OMG… Indonesia! Aku angkat jempol untuk penulisnya yang memiliki pengetahuan luas berbagai negara itu. Mungkin latar belakangnya sebagai wartawan dan konsultan media membuatnya memiliki wawasan dan pengetahuan luas. Khusus untuk Indonesia, penulis menyinggung nama Presiden Soekarno, Soeharto dan SBY. Tapi… semua yang diceritakan penulis tentang Indonesia membuatku tersenyum kecut dan berulang kali berkata, “kok tahu?”.

Aku sangat suka dengan ilustrasi yang ada di sampulnya dan di dalam buku. Aku juga suka dengan warna hijau sampulnya. Lay outnya cukup keren. Sayangnya font hurufnya agak kecil sehingga cukup lelah juga membaca buku setebal lebih dari 500 halaman itu. Mungkin kalau font diperbesar, jumlah halamannya akan membengkak, ya?

Typo yang kutemukan dalam novel ini hanya dalam penulisan waktu. Di halaman 141 dan 246 tertulis Minggu, 9 Mei 2005. Kata Minggu seharusnya Senin. Selebihnya, tak ada. Great!

Walau aku kurang tertarik saat pembahasan politik, sosialisme, komunisme yang ada dalam novel ini, namun tak mengurangi daya tarik novel ini. Bacalah dan kau akan temukan kejutannya!



*Tulisan ini diikutkan dalam Lomba Review The 100 Year Old Man yang diselenggarakan oleh Bentang Pustaka"

14 komentar:

  1. Lah, 500 halaman? gempor ya bacanya hehehee.... Menarik juga nih Allan, layak dieksplor.lebih lanjut. Semoga menang yo mba, reviewnya keren spt biasanya :)

    BalasHapus
  2. jadi kepo apa yg penulis tuliskan ttg Indonesia sehingga bisa membuat mba Reny tersenyum kecut hehehe... sukses utk lombanya ya mba... :D

    BalasHapus
  3. Alurnya maju mundur, pasti seru. tokohnya juga sudah berumur, tapi menciptakan konflik yang menarik untuk diiukuti. sukses untuk lombanya, Mbak :)

    BalasHapus
  4. Ha? 500 halaman? Wow banget... tapi jadi penasaran dengan cerita keseluruhan. Pengen punya euy!

    BalasHapus
  5. Review yang bikin saya kepo, uh sayang belum ada dana untuk berburu buku lagi. Ahamdulilah tiap bulan naksimal ada 4 buku baru datang ke rumah. Hadiah lomba atau kuis sampai beli sendiri.
    Semoga menang lombanya, Mak Reni. 500 halaman akan memuaskan banget. Sebanding dengan harganya, hehe.

    BalasHapus
  6. jadi penasaran, pasti menarik untuk baca lebih lanjut, pengin tahu kejutannya :)

    BalasHapus
  7. Mbak Reni ini produktif nulis reviewnya. Udah gt teliti pula. Salut :)

    BalasHapus
  8. Aku lagi ngedrop semangat baca nya mbak.... Biasanya setiap di perjalan (bus) baca novel, tapi akhir2 ini, buku yang dibawa hanya berdiam diri di tas

    BalasHapus
  9. waaah mak...dari judulnya aja udah provokative hehehe...kebayang lansia manjeeet hehehe :)..TFS mak...makin banyak buku seru yang bisa dibaca :)

    BalasHapus
  10. wah judulnya sangat menarik.
    apalagi membaca sinopsisnya.
    saya belum pernah baca buku ini mak :))

    BalasHapus
  11. Jadi penasaran, tapi 500 halaman dg huruf kecil, alamakjan... kapan habisnya kalo saya yg baca.. :(

    BalasHapus
  12. penasaran juga nih... tapi ngebayangin baca segitu banyak kayaknya bisa berbulan2 deh bacanya :(
    hadeuh

    BalasHapus
  13. Jonas Jonasson belum pernah ke Indonesia. Nara sumber tentang Indonesia berasal dari ibu dari putranya. Ibu dari putranya ini berasal dari Palembang, pembuat nama Bali Amanda Einstein, and seorang aktivis HAM jadi tahu banyak tentang KKN dan pelanggaran HAM di Indonesia. Ada kisah tragis di balik mereka. Jonas Jonasson merebut putranya dari ibunya dengan cara taktik kotor bohong di bawah sumpah. Sayangnya sebagai orang Indonesia, ibu ini dan putranya menjadi korban rasisme terstruktur di Swedia.

    Jonas Jonasson bukan hanya mengambil pengetahuan dan wawasan ibu ini tapi juga merampas putranya dari pangkuan ibunya.



    http://www.change.org/p/bestseller-author-jonas-jonasson-reunite-your-son-with-his-chinese-indonesian-mother-now

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)