Selasa, 04 Maret 2014

Jungkir Balik Dunia Alia



Judul : Kilau Satu Bintang
Penulis : Teera
Kategori : Fiksi
Penerbit : Frenari
Th. Terbit : Juli 2009 (cetakan I)
Tebal : 200 halaman
Harga : Rp. 30.000

Tulisan ini adalah Repost dari tulisan yang berjudul "Peduli Sampah, Peduli Lingkungan" yang telah aku posting di Blog Catatan Kecilku pada tanggal 30 April 2010.

Adalah Alia, seorang yang menjadi 'bintang' di kampusnya. Dia cerdas, mandiri, perfeksionis dan aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan. Berhasil lulus dengan cemerlang dari kampusnya, Alia pun tak kesulitan mencari pekerjaan yang mapan. Sekali lagi, di tempat kerja Alia dapat menunjukkan kualitas 'bintang' dalam dirinya dan mampu melaksanakan pekerjaannya dengan sangat baik.

Alia pun terlena dalam mengejar karirnya, hingga lupa untuk membangun keluarga hingga sang bunda memperingatkannya. Bagi Alia, memutuskan untuk menikah bukanlah hal yang mudah karena dia khawatir jika nanti menikah dia tak mampu lagi mengejar karirnya. Apalagi, 'pekerjaan domestik' sebagai ibu rumah tangga benar-benar tak menarik minatnya.

Kehidupan pernikahan Alia pada awalnya baik-baik saja, namun setelah setahun berlalu tanpa ada tanda-tanda kehamilan, Alia pun gelisah. Apalagi sudah banyak orang yang bertanya kapan dia akan menimang anak. Berdasarkan saran dokter dan pertimbangan sang suami, akhirnya dengan berat hati Alia memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya di saat dia akan dipromosikan untuk menduduki jabatan yang selama ini menjadi impiannya. Namun keinginan untuk hamil lebih kuat sehingga Alia memilih untuk mengubur mimpinya. Suatu keputusan yang sangat disesali oleh sahabatnya, Sofie.

Alia yang terbiasa aktif tak bisa diam di rumah setelah resmi keluar dari pekerjaannya, dan dia melakukan banyak kegiatan untuk membuang jenuh. Hingga beberapa peristiwa membuatnya berpaling untuk peduli kepada sampah. Keterlibatan Aulia dalam mengurusi masalah sampah mendapat tentangan keras dari beberapa penduduk di sekitarnya. Hal tersebut membuat Aulia kelelahan secara fisik dan psikis di saat dia sedang fokus untuk bisa hamil.

Komentar yang masuk untuk tulisan tersebut:

  1. engamankan yang pertama dulu,,,..
    BalasHapus
  2. Wah... mengulas buku sambil mengeluh ceritanya nih mbak....
    BalasHapus
  3. ini baru bilang referensi novel dengan gaya yang berbedaaa ^^ hohoh
    ranny like this ^^
    ahh si ibu memberi inspirasi untuk sayah kelak insyaa allah udah menikah ^^ ingin menjadi seorang istri dan mama yang peduli terhadap lingkungan..

    from the bottom of my heart *halah* i want to say : proud of u ibuuuuu ^^

    smangaaaddd^^
    BalasHapus
  4. Wow, novel yang membumi nih, peduli sampah, peduli lingkungan...emang, sampah kalo nggak diberesin hmmm, bikin nggak betah bukan cuma buat wanita tapi pria juga (yang peduli dan cinta kebersihan) :)
    BalasHapus
  5. keren sekali review gaya baru membawa kita serasa ikut serta dalam ceritanya, sukses selalu bu
    BalasHapus
  6. sampah sebuah permasalahan klasik sejak dulu
    BalasHapus
  7. Alia berarti sangat tinggi...
    Sungguh sangat tingi kesadaranya akan lingkungan. Sekalipun hanya tokoh fiktif, tp paling tidak telah melahirkan alia-alia, yang salah satunya mbak...

    negeri para bedebah
    lingkungannya sampah
    omongannya serapah
    makannya siapa
    duh gusti....
    BalasHapus
  8. Salut! patut ditiru oleh semua.... demi anak cucu kita, untuk bumi 100...atau 1000 th lg.
    BalasHapus
  9. wah, mbak rani keren, mulai dari diri sendiri baru mengajak orang lain...
    BalasHapus
  10. hehehe...Alla kok ira banget ya....eh...niru m ngurusi sampah aja dech!
    BalasHapus
  11. sayang orang yg peduli sama hal semacam ini masih sedikit ya mbak
    BalasHapus
  12. Brkt Rahmat Tuhan YME, Lagu ku brsma CS Band, rampung juga,slmt mndengarkan..jgn lupa unduh ya
    BalasHapus
  13. novel sayang lingkungan nih, memang harus di tiru untuk sesuatu yang bermanfaat
    BalasHapus
  14. yapp! di mulai dari diri sendiri! jika ingin perubahan terhadap lingkungan!
    BalasHapus
  15. memang ketika orang yg sudah menikah blm juga dapat anak. yang menjadi tekanan adalah orang sekitar. tapi itu lah hidup. kita harus kuat menjalaninya.
    BalasHapus
  16. Alia yang hebat sama seperti mbak reni, semoga bisa ditiru dan diteladani oleh kita semua, tq dah berbagi :)
    BalasHapus
  17. peduli dengan sampah, bagus sekali...salah satu hal yang akan membuat bumi ini makin baik untuk kita tinggali..go green sobat...:)
    BalasHapus
  18. buanglah sampah pada tempatnya :)
    BalasHapus
  19. bagus neh kayaknya cerita novelnya.... masalah sampah emang ga bisa dipandang sebelah mata, walopun keliatannya simple tapi aku salut ama usaha mbak reni, seengganya bisa mengurangi sampah yang suka bertebaran dimana-mana... jadi ga gampang banjir juga dong aahh....
    BalasHapus
  20. idenya sangat kreatif untuk menggolongkan sampah
    BalasHapus
  21. halo mbak, lama aku tidak berkunjung. bagaimana kabarnya?
    BalasHapus
  22. wah, jadi pengen baca buku iru. semoga bisa ketularan saya jadi peduli sampah :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)