Minggu, 05 Oktober 2014

Resensi: Rahasia Hujan, Sensasi Rasa yang Berbeda Dari Sebuah Cinta



Judul : Rahasia Hujan
Penulis : Adham T. Fusama
Penerbit : Moka Media
Cetakan : Pertama 2014
Kategori : Novel Thriller
Tebal : viii + 272 halaman
ISBN : 979-795-857-4


Blurb

Sekolah Pandu kedatangan murid baru dari Jepang, seorang anak pendiam yang misterius. Sebagai teman sebangku, Pandu merasa harus bersikap ramah, meski Anggi – si murid baru- terus bersikap dingin.

Pada akhirnya, kebaikan hati Pandu membuat Anggi jatuh cinta. Tapi Pandu sudah punya pacar – seorang gadis cantik bernama Nadine. Ketika rasa sayang Anggi berubah menjadi obsesi berbahaya, Pandu dan teman-temannya terseret ke dalam sebuah permainan mengerikan.

Dan Pandu, harus bertaruh nyawa demi kebebasannya.

Sebab demi bersamamu, akan kulakukan segalanya….

Resensi

Pertama yang membuatku tergelitik untuk membacanya adalah karena ada tulisan “sebuah novel thriller” yang ada di sampul depan. Setelah membaca blurb yang tertulis di sampul belakang aku jadi makin tergelitik untuk segera menuntaskannya. Seingatku, novel ini akan menjadi novel thriller kedua yang aku baca. Aku sangat penasaran untuk mengetahui apakah novel thriller sama menegangkannya dengan film thriller. Itu sebabnya, aku rela begadang demi menyelesaikan membaca novel ini, karena aku benar-benar dibuat penasaran dengan endingnya.

Dalam novel diceritakan bagaimana Anggi, murid baru pindahan dari Jepang itu ternyata sekelas bahkan sebangku dengan Pandu. Sebagai ketua kelas sekaligus teman sebangku, Pandu berusaha bersikap ramah dan baik pada Anggi agar dia kerasan dan bisa cepat menyesuaikan diri di sekolah dan lingkungan barunya. Ternyata sikap Pandu yang baik dan perhatian itu membuat Anggi jatuh hati, namun hal itu tak disadari oleh Pandu. Apalagi hati Pandu sudah terpikat pada Nadine.

Yang pertama kali memberitahu Pandu tentang ketertarikan Anggi padanya adalah Mamet, sahabat Pandu. Mamet mengatakan pada Pandu bahwa Anggi mengidolakan Pandu, bahkan sampai-sampai membuntuti Pandu kemanapun. Saat itu Pandu tak mudah percaya, apalagi sikap, perilaku dan bahasa tubuh Anggi tak menunjukkan keanehan apa-apa. Itu sebabnya, Pandu hanya menganggap omongan Mamet itu tak serius hingga suatu kejadian membuat Pandu mulai menyadari kebenaran dari omonan Mamet tersebut.

Anggi benar-benar terobsesi pada Pandu dan rela melakukan apa saja untuk dapat bersama Pandu. Dan, mulailah ketegangan itu dimulai. Cerita selanjutnya bukan hanya menegangkan namun juga menyesakkan dada hingga membuatku ingin segera menuntaskannya agar aku dapat kembali bernafas lega.

Menurutku, usaha penulis mengangkat kisah cinta dengan tema dan rasa berbeda cukup berhasil. Banyak kejutan yang disajikan oleh penulisnya sehingga aku tak merasa bosan membacanya. Untungnya, penulis mempunyai pengetahuan yang cukup tentang Jepang berikut budayanya. Terus terang saja, aku baru tahu tentang “teru-teru bozu” gara-gara baca novel ini.

Peran teru-teru bozu dalam novel ini cukup siginifikan, jadi sangat pas jika teru-teru bozu ditampilkan dalam covernya bahkan pada setiap awal bab. Bahkan pembatas buku pun muncul dalam bentuk teru-teru bozu. Dalam novel ini teru-teru bozu bukan hanya menggambarkan kemuraman namun juga kesedihan yang mendalam.

Penampilan novel ini menurutku sangat “pas”. Kesan muram novel ini terwakili oleh warna abu-abu yang muncul di setiap awal bab dan pada cuplikan adegan film yang muncul dalam novel ini. Bahkan teru-teru bozu yang digambarkan dalam cover novel ini sangat kuat dan mampu mewakili pesan bahwa ini adalah novel thriller.

Novel ini dibuat dengan gaya flash back yang diawali dengan cerita dari Pandu. Kalimat pembuka dalam novel ini adalah “Aku masih ingat hari pertama kami berkenalan. Hari itu hari Senin….” Sebuah awal cerita yang menggambarkan tentang kejadian yang telah lalu, namun sayangnya kalimat setelah itu penulisnya agak “slip” dengan mengganti kata “hari itu” menjadi “hari ini” yaitu pada kalimat “Bedanya, hari ini ada topic obrolan yang cukup banyak dibicarakan oleh para siswa” (halaman 1).

Ada hal yang mengganjal bagiku yaitu kepastian tentang jati diri Anggi. Diceritakan bahwa menurut hasil penyelidikan polisi bahwa Anggi bukan anak kandung Pak Wiguna. Kenyataan itu (kabarnya) baru diketahui pak Wiguna sesaat sebelum kematian istrinya (ibu Anggi). Yang membuatku penasaran darimana polisi mengetahui hal tersebut, karena dalam buku harian Anggi tak menyebutkan hal tersebut. Di lain pihak, pak Wiguna sendiri tak bisa dimintai keterangan secara langsung tentang hal itu. Dan aku sangsi jika Pak Wiguna pernah menceritakan hal itu (yang merupakan aib keluarganya) kepada orang lain. Jadi, kira-kira darimana polisi mendapatkan berita itu ya?

Justru yang menurutku kurang digali adalah tentang masa lalu Anggi. Rasanya pembaca penasaran ingin tahu mengapa Anggi bisa berkepribadian seperti itu. Jika hanya kesepian dan patah hati, rasanya itu terlalu premature bisa memberikan dampak yang sedemikian dahsyat dalam diri Anggi. Selain itu, menurutku agak dipaksakan bahwa ketertarikan Anggi pada Pandu terjadi di hari pertama mereka bertemu. Apalagi mengingat Anggi memiliki kisah cinta yang menyedihkan sebelumnya, sekalipun alasannya adalah kemiripan Pandu dengan orang yang sangat dicintai Anggi.

Tapi, salut untuk penulisnya yang telah berupaya menyusun jalan ceritanya agar sesuai logika. Menurutku, membuat cerita thriller memiliki tingkat kesulitan yang lebih dibandingkan menulis cerita cinta yang romantis. Dalam cerita thriller penulis harus mampu membuat berbagai kejadian mencekam dengan alasan-alasan yang logis sekaligus yang tak mudah ditebak alur ceritanya. Dan menurutku, Adham T. Fusama cukup berhasil melakukannya.

Akhirnya, bagi yang ingin menemukan rasa yang berbeda dari sebuah rasa cinta, pilihlah novel ini dan nikmati setiap ketegangan yang mengikutinya #wink.

3 komentar:

  1. Anggi masih menjadi sebuah misteri -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yups... masih ada bagian dari hidup Anggi yang jadi misteri :)

      Hapus
    2. Jadi penasaran kan? Makanya jangan lupa beli Rahasia Hujan ya. Hihihi :p

      Hapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)