Senin, 09 Juni 2014

Pihak Ketiga dalam Rumah Tangga


Judul Buku: Frankfurt to Jakarta: Janji, Kenangan & Takdir
Penulis: Leyla Hana & Annisah Rasbell
Penerbit: Edu Penguin
ISBN: 602-17777-2-7
Harga Buku: Rp. 45.000
Tebal Buku: 320 halaman

Tulisan ini adalah Repost dari tulisan yang berjudul #18 Review : Frankfurt to Jakarta yang telah aku posting di Blog Catatan Kecilku pada tanggal 18 Nopember 2013.

Ini adalah tentang kisah cinta segitiga antara Rianda, Fedi dan Andini. Rianda pertama kali mengenal Fedi saat menginjakkan kaki di Frankfrut, kota tempatnya menempuh pendidikan S-2. Fedi yang tampan, ramah dan baik dalam waktu singkat telah berhasil memikat hati Rianda. Gayung bersambut, Fedi pun jatuh hati pada Rianda yang modis, smart dan menarik.

Sebelum kembali ke tanah air, usai menuntaskan pendidikannya, Fedi berjanji pada Rianda untuk menanti Rianda kembali ke Indonesia. Namun siapa sangka, ternyata sesampainya di Indonesia, Fedi malah dijodohkan oleh orang tuanya pada Andini. Ternyata, setelah bertemu dengan Andini, Fedi langsung menyukainya dan menyetujui perjodohan itu.

Andini sendiri sangat bertolak belakang dengan Rianda. Dia gadis yang sangat sederhana, pendiam dan pintar. Dia memiliki keinginan yang sangat besar untuk bisa melanjutkan pendidikan, namun kedua orang tuanya ~meskipun kaya raya~ menolak memenuhi keinginannya itu. Walau sempat menikmati kuliah melalui program beasiswa, Andini tak mampu menolak perjodohan yang ditawarkan orang tuanya. Kegalauan Andini akan perjodohan itu sedikit berkurang setelah dia bertemu langsung dengan Fedi. Andini pun langsung suka pada Fedi, dan Andini berharap calon suaminya yang berpendidikan tinggi itu tak akan menghalanginya melanjutkan kuliah setelah mereka menikah.

Indahnya pernikahan ternyata hanya dirasakan Andini sesaat saja. Kehangatan dan keromantisan Fedi tak lagi bisa dirasakan Andini. Semakin lama Fedi semakin sibuk dengan pekerjaannya dan Andini pun semakin tenggelam dalam urusan pekerjaan rumah tangga yang melelahkan. Bahkan, impian Andini untuk kuliah makin sulit tercapai karena Andini sehari-hari disibukkan untuk mengurus kedua buah hatinya.

Di saat Andini kian terpuruk dalam kesepian dan kehampaan karena kondisi rumah tangganya yang kian memburuk, kondisi Fedi justru berbeda. Semenjak bertemu kembali dengan Rianda, Fedi pun kembali menebar cinta pada Rianda. Di sisi lain, Rianda yang masih menyimpan cinta pada Fedi seakan sulit untuk berpaling dari pesona cinta dan kenangan masa lalu.

Sangat menarik untuk mengetahui bagaimana kisah ini akan berakhir. Apakah Andini akan kembali mendapatkan cinta dan kehangatan rumah tangga dari suaminya? Akankah Rianda dapat memenangkan cintanya pada Fedi, yang sejatinya hadir lebih dulu dibandingkan cinta Andini? Apakah Fedi mampu memilih salah satu, atau justru ingin memilih keduanya?

Begitulah, kedua penulisnya berhasil mengaduk-aduk hatiku. Penokohannya kuat sehingga karakter Andini, Rianda dan Fedi demikian hidup. Aku bisa sangat gemas dengan sikap apatis Andini atas sikap dingin suaminya. Rasa gemas karena Andini tak berbuat banyak untuk merebut kembali cinta dan perhatian suaminya. Aku pun jengkel luar biasa atas sikap plin plan Fedi, yang dengan mudahnya berpindah-pindah hati. Marah pada sikap egois Fedi yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Di sisi lain aku gemas pada Rianda yang dengan segala pesona dan kelebihannya bisa dengan mudah mendapatkan pasangan, tapi justru terikat akan kenangan cinta masa lalu.

Pendeskripsian dalam buku ini kuat banget. Membaca deskripsi pada kota-kota dimana tokoh itu berada, seolah-olah aku bisa melihat kota-kota itu dalam benakku. Selain itu, kedua penulisnya sangat detil dan teliti. Soal "jabat tangan" dan pembedaan penyebutan "elo-gue" dan "aku-kamu" aja sampai terekam dengan teliti. Jujur saja, saat awal membaca aku tak menyadari "perbedaan" itu, tapi ternyata penulisnya bisa menggambarkan tokohnya sedemikian detil, termasuk kebiasaan jabat tangan dan gaya bicaranya itu. Salut! Aku tak membayangkan bisa sedetil itu jika suatu saat bisa menulis buku.

Penulis menggunakan 2 sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang orang pertama untuk menceritakan Rianda, sementara sudut pandang orang ketiga untuk menceritakan Andini. Awalnya aku sempat kagok juga saat cerita berpindah-pindah dengan cepat antara Andini dan Rianda. Pergantian cerita dari Rianda dan Andini itu ternyata juga membuat alur jadi maju mundur, karena cerita tentang mereka berdua tidak dibuat "bersisian". Namun semakin lama, aku mulai terbiasa dan menikmati kisahnya.

Hanya saja aku kurang puas dengan endingnya, yang menurutku pribadi, terkesan agak terburu-buru. Setelah pembaca mengikuti proses permasalahan dari kecil sampai klimaks, maka rasanya sangat kaget saat tiba-tiba sudah dihadapkan pada akhir perjalanan. Seandainya ada sedikit ruang bagi pembaca untuk juga menikmati proses pergulatan batin dan renungan sebelum kisah berakhir rasanya akan lebih menyenangkan.

Akhir kata, usai membaca buku ini aku memetik pelajaran berharga. Cinta dalam sebuah rumah tangga bukan segalanya dan satu-satunya. Ada banyak hal yang perlu dilakukan agar rumah tangga bisa berjalan harmonis. Bagi yang ingin memetik pelajaran serupa, silahkan baca buku ini ya? (^_^)

Komentar yang masuk untuk tulisan tersebut:

  1. jadi pengen baca, kayaknya menarik nih. covernya juga bagus. pinjam dong Mbak, hehehehh
  2. udh ga sempet baca novel, mba... yg harus dibaca aja dilewatiiiiin.... hihi
  3. Wah, judulnya benar-benar menggoda. jadi pingin baca deh.
  4. Kayaknya layak baca sekali. Saya gak begitu gemar dg novel jenis ini tapi ulasannya boleh juga. Sip mbak
  5. baru baca reviewnya idah seru jd penasaran sama ceritanya :D
  6. aku belum buat reviewnya mbak, padahal sudah beli juga bukunya
  7. Waahh...seru sepertinya novel ini ya mbak Ren^^
  8. Ulasannya sangat objektif, bagus mba :D
    Dan bikin penasaran ingin baca.....sekalian pingin tau kondisi Frankfurt walau sekilas :)
  9. halo mbak, reviewnya keren mbak, khas ala mbak Reni :)
  10. huaaa....resensinya bikin penasaran nih :)
  11. Segera setelah tumpukan buku yang lain agak berkurang wkwk
  12. Bagus resensinya mbak, saya jadi pengen beli :D
  13. Makasih resensinya, Mba Reni. Bikin aku terharu. Oya, saking beberapa kali emak blogger meresensi ini, dikiranya saya lagi bikin lomba resensi hehe... Semoga suatu ketika nanti saya bisa bikin lomba resensi ya :-)
  14. hebat euuyyy...resensinya keren. Mb Reni, diresensi juga gih novelku Takbir Rindu di Istanbul. Segera hadir di Gramedia dalam beberapa hari ke depan.
  15. hmm.. aku tebak yah mb.. dia kembali pada Rianda yah ???
    penasaran nih,, bener ga ???
  16. sy suka kebawa emosi kl ada kisah2 selingkuh atau cinta segitiga. Tp gak meng halangi sy utk penasaran sm bukunya :D
  17. Buku yg sanat menarik pastinya, bikin penasaran :)
    Salut aja bagi Mba Hana sbg penulisnya.
    Salam hangat & salam kenal :)
  18. Mba Reni rajin banget ya baca bukunya, aku baca satu buku aja setengah taun ga selsei selsei hahahaa
  19. cinta segitiga dalam rumah tangga ya mbak.. kalau aku suka gemes. gemes karena seharusnya gak ada cinta lain di dalam rumah tangga itu sendiri deh.. hmm..
  20. wah kayanya seru tuh,,, pen banget baca novelnya.. kasian juga ya andini di campakan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)