Jumat, 07 Februari 2014

Kisah Kelam Mahligai Pernikahan



Judul : Tuhan, Jangan Tinggalkan Aku
Penulis : Pipiet Senja
Kategori : Non Fiksi ~ Memoar
Penerbit : Zikrul Hakim
Th. Terbit : 2007 (cetakan I)
Tebal : 202 halaman
Cover : Soft Cover
Harga : Rp. 28.000

Tulisan ini adalah Repost dari tulisan yang berjudul Kekuatan Doa dan Cinta yang telah aku posting di Blog Catatan Kecilku pada tanggal 1 Juni 2009.

Aku dulu pernah membaca buku yang tak akan pernah aku lupakan dan aku tahu pasti aku tak akan sanggup membacanya lagi suatu saat nanti. Buku itu menceritakan perjalanan hidup dari Enny Arief (adik kandung penulis Pipiet Senja). Atas hasil kolaborasi keduanya lewat dunia maya, maka terbitlah buku itu yang berjudul : Tuhan, Jangan Tinggalkan aku.

Cerita yang tertuang dalam buku itu membuatku menahan nafas, mengelus dada dan melawan rasa pedih di dada. Aku nyaris tak percaya mengapa kejadian-kejadian yang begitu mengenaskan harus terjadi. Sebuah perjalanan hidup yang mungkin bagiku sungguh tak tertanggungkan....

Keberanian Enny untuk berbagi kisah hidupnya yang kelam, hanyalah suatu upaya agar perjalanan hidupnya dapat dijadikan pelajaran bagi orang lain. Agar orang lain dapat memetik hikmahnya.

Tokoh utama dalam buku ini adalah Enny Arief yang dari kecil digambarkan sebagai anak yang pemberontak, keras kepala dan punya impian tinggi. Karena sifat-sifat itulah, maka kesulitan demi kesulitan harus dilalui oleh Enny. Bermula saat dia dicampakkan oleh pria yang ternyata telah beristri dan punya 3 orang anak. Gara-gara pria itulah Enny hampir saja kehilangan nyawanya karena keracunan hebat akibat minum jamu-jamuan peluntur.

Kemudian dia dinikahi oleh seorang pria yang kaya sebagai istri kedua. Dari pernikahan inilah Enny memiliki seorang anak yang diberi nama Peter. Seorang anak yang amat sangat dicintai oleh Enny dan telah menjadi sumber kekuatan bagi Enny.

Sayangnya pernikahan itu kandas ditengah jalan karena pria itu ternyata bukanlah tipe setia. Bahkan suaminya itu suka berganti-ganti pasangan dan tanpa sungkan memamerkannya pada Enny dengan penuh kebanggaan. Namun pernikahan itu tidak berakhir dengan baik, karena mantan suami Enny sering sekali mengancam untuk menculik dan membunuh Peter.

Pada saat Enny sedang cemas akan kehilangan Peter, saat itulah dia menjalin hubungan dengan pria warga Belanda (namanya Gez) melalui klub Penpals Internasional. Terobsesi akan impiannya menjadi orang kaya dan tinggal di luar negeri, Enny menerima tawaran pria itu menikah. Maka.., berangkatlah Enny dan Peter (yang saat itu belum genap berumur 6 tahun) ke Belanda untuk memulai hidup baru.

Ternyata... impian tak seindah kenyataan. Kehidupan yang kelabu ternyata harus dilalui oleh Enny dan Peter. Ternyata, Gez adalah seorang interniran militer, penipu, pemabuk dan psikopat. Selama hidup bersamanya kehidupan Enny dan Peter semakin kelam.

Enny harus melayani kebutuhan seksualnya secara biadab, kapan pun dan dimana pun. Apabila ketahuan hendak mencoba lolos, maka Enny akan dihajar tanpa ampun sampai babak belur. Bahkan segala benda berharga dan paspor yang dibawa Enny dari Indonesia semuanya sudah disita oleh Gez.

Sungguh berat hidup yang harus dilalui Enny dan Peter selama bersama Gez. Aku tak sampai hati membayangkan betapa beratnya beban mereka hidup dalam siksaan, kecemasan, ancaman pembunuhan dan... kelaparan !! Siapapun pasti tak tega anaknya disuruh tinggal dalam kamar mandi sampai akhirnya menggigil kedingingan dan jatuh sakit. Tapi.., itulah perlakuan Gez kepada Peter.

Namun dalam berbagai penderitaan yang dilalui Enny bersama Peter, sangat tampak betapa besarnya kekuatan cinta Enny dan Peter.

Kupeluk erat-erat tubuh mungil anakku yang mulai banyak diam, hanya sesekali mencuri pandang, menatap wajahku dengan cemas. Aduuh, Tuhanku...segera kubuang jauh-jauh kecengengan yang membalut ragaku.

"Tenanglah, Nak, Mama kan sudah janji. Kemanapun dan dimanapun, kita akan selalu bersama, bersama!" (hal 142)

"Tuhanku, dengarlah sumpahku ini, jika Engkau tetap ada untuk kami berdua... Demi Engkau Yang Maha Tinggi, aku akan membesarkan anakku, dan memberinya masa depan sebaik-baiknya ! Dengarlah sumpah seorang ibu yang teraniaya ini, ya Tuhan, dengarlaaah !" (halaman 163)

Tangisku pecah jauh di dalam dada melihat hasrat dan kelahapan anakku. Secuil roti yang hanya pantas buat mainan tikus dan kecoa saat di tanah air. Namun, lihatlah Tuhan ! Hari-hari ini begitu dibutuhkan anakku sebagai pengganjal perutnya..." (halaman 149)

Yang membuatku makin tersayat adalah bahwa Peter, ternyata memahami bahwa hidupnya dan ibunya terancam bahaya. Mungkin jerit kesakitan ibunya, yang meskipun berusaha ditahan Enny sekuat tenaga, sampai juga ke telinga Peter. Setiap kali Enny selalu berpesan pada Peter agar tidak menangis ataupun berteriak selama ditinggal Enny "melayani" Gez.

"Iya... aku nggak akan nangis, Mama. Nggak akan jerit-jerit, Mama. Asalkan Mama ke sini lagi, hati-hati, ya Mama..." Dia mengiyakanku sambil berlinangan air mata, dipandanginya diriku dalam isak tertahan. (halaman 148)

Sungguh, aku tak sanggup membendung air mataku membacanya. Ya Allah, mengapa ada orang yang tega berbuat kejam kepada anak beranak itu ? Aku sungguh tak sanggup membayangkan trauma yang dialami Peter selama hidup bersama dengan Gez.

Sampai akhirnya, Enny dan Peter berhasil kabur dari rumah Gez. Itupun hanya berbekal paspor yang berhasil diambil dari kotak persembunyian Gez, sementara harta benda yang dibawa Enny dari Indonesia entah sudah dikemanakan Gez. Setelah sempat terlunta-lunta, kehidupan Enny dan Peter akhirnya berubah menjadi baik waktu mereka bertemu dengan Paul.

Kebaikan hati Paul telah meluluhkan Enny sehingga dia dan Paul akhirnya menikah. Paul sangat mencintai Enny dan Peter. Paul bisa menerima dan menyayangi Peter, bahkan saat Peter ketahuan mengidap kelainan psikologis : Kleptomania, sebagai dampak kekerasan yang dilakukan Gez. Enny dan Paul berusaha keras untuk memulihkan kesehatan mental dan jiwa Peter.

Kehidupan Enny selanjutnya tetaplah penuh perjuangan, namun dia mendapat dukungan sepenuhnya dari Paul. Yang kemudian terjadi, Enny kemudian berubah kewarganegaraan dan beralih keyakinan. Semua itu dilakukannya dengan sadar, dan tanpa paksaan. Meskipun akhirnya, 20 tahun kemudian pada saat Enny menderita sakit parah, Enny merasakan kehampaan yang tiada tara dalam batin dan jiwanya. Sampai akhirnya, Enny memutuskan untuk kembali lagi memeluk agama lamanya.

Ternyata, selama itu ibunda Enny di Indonesia, tak putus-putus mengirimkan doa agar Enny kembali mendapatkan hidayah. Bahkan, ibunda Enny tak segan-segan minta bantuan tetangga untuk ikut mendoakan Enny. Dan kini, Enny hidup dalam damai, terbebas dari rasa benci dan dendam. Enny telah berhasil memasrahkan semuanya pada Sang Kuasa.

Poin yang perlu dicatat dari buku ini adalah :
  • Kekuatan cinta orang tua dan anak telah mampu memberikan semangat yang luar biasa dalam menghadapi setiap permasalahan.
  • Doa seorang ibu adalah senjata yang sangat ampuh dalam menghadapi masalah.
  • Seburuk apapun tingkah dan perilaku sang anak, cinta orang tua tak akan pernah luntur. Hal itu dibuktikan oleh orang tua Enny yang tetap mencintai Enny, m skipun beberapa kali Enny telah mengecewakan mereka. Juga, cinta Enny pada Peter tak padam, meskipun beberapa kali Enny terlibat masalah karena penyakit Kleptomania yang diderita Peter.

Komentar yang masuk untuk tulisan tersebut:

  1. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, yang terjadi adalah kita yang sering meninggalkan Tuhan
  2. pa kabar Mbak Reni? long time no see nih ... aku baru aja bisa blogging lagi :)

    setuju dengan komennya attayaya ... kayanya bukunya bagus ya Mbak, jd pengen baca.

    btw, semudah itukah orang2 Indonesia terpikat bule atau orang asing lainnya? menyedihkan ya, padahal ternyata setelah menikah ketauan aslinya kaya apa ...
  3. oo..karangan pipiet senja,,
    memang bagus-bagus mbak,,
    buku karangannya selalu sarat makna
  4. buku yg bagus Bu... Tuhan memang tidak pernah meninggalkan kita.. dan kekuatan cinta yg dahsyat...
  5. Duuuuh review buku yang khas mbak reni neh....
    Kekuatan doa dan cinta dan selalu percaya akan Nya yang berakhir bahagia...
  6. wah , saya gak terlalu mengerti dengan buku-buku, tapi lihat sinopsis bukunya, kayaknya seru juga nih :)
  7. selamat malam sahabat mayaku apa kabar
  8. Aku penggemar Pipiet Senja mbak
    caranya bercerita selalu membuat kita trenyuh
    wah, perjalanan hidup Enny Arif tak jauh beda sama Pipiet senja ya..
    dalam perkawinan dan hidupnya banyak menemui rintangan dan hambatan

    Tapi salut, akhirnya mereka bisa melewatinya
  9. Ya mbak Reni kekuatan doa dan cinta itu sangat kuat. Ulasan mbak Reni yang mantap, mmebuat saya ingin cari buku ini. Nice posting mbak.
  10. wah buku baru yaaah... sayang budget belum keluar niih... jadi belum bisa beli buku baru...
    :(
  11. bener mba, kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah.
    dan do'a ibu adalah salah satu do'a yg cepat diijabahi oleh Allah.

    maaf baru berkunjung.. sibuk temenin anak2 belajar, krn UAS
  12. mengharukan y mba...

    dan mba reni jg pandai menceritakan nya pd kita nih,aku jd pengen baca jg...
  13. Justru dgn saat2 yang sulit itu Tuhan mau menunjukkan kpd umatNya betapa besar kasihNya...
    Ulasan yg menyBalasHapus
  14. Duh Mbak.. terharu banget baca tulisannya. Seperti sinetron, bukan dunia nyata...
  15. hallo mba' lama gak mampir nih!?!?!

    kalo baca cerita tadi saya jadi bersyukur ya dengan keluarga yang sudah diberikan tuhan ke saya.....
    Thanks GOD!!!!
  16. gmn yak,,kadang2 dan sering sekali kitalah yang lupa akan Dia
    jadi itulah yang semestinya kita hindari
  17. Mbak, dalam buku catatan hati seorang isteri, kisah ini pun di paparkan. Tapi, sungguh saya tidak mengetahui kalau itu adalah adik teh Pipit.

    Ketika di Indonesia, saya beberapa kali ketemu dengan teh Pipit dan anaknya.

    pa khabar mbak? maaf, baru muncul. Saya tunggu dorongan dan semangat dari mbak Reni untuk Klub Buku Online
  18. sering banget baca tulisan mbak pipiet termasuk kisah hidup dia. Subhanallah dan hebat beliau bisa melewati semua ujian hidup dengan kesabaran
  19. nice artikel mbak..saya setuju dgn bg attayaya...kadang2 kita melupakan siapa yang menciptakan kita...
  20. gusti Alloh Mboten Sare
  21. waduh lom tau nih bukunya mbak reni. tak cari sik yo ;)
    BalasHapus
  22. cinta dan doa selalu berjalan bersamaan bunda. ;P
    BalasHapus
  23. wah, membaca sinopsisnya saja aku mulai terharu mbak .. rasanya gak sanggup membaca details nya ..

    Semoga kesabaran yang dijalani ibu dan anaknya, bisa mendapat kebaikan di akhir ceritanya ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)